Sebelum penulis menguraikan sejarah tentang masjid Al- Muhtadin Universitas Tanjungpura paling tidak kita mengetahui dulu sejarah singkat Universitas tanjungpura. Universitas Tanjungpura didirikan pada tanggal 20 Mei 1959 sebagai perguruan tinggi swasta dengan nama Universitas Daya Nasional oleh Yayasan Perguruan Tinggi Daya Nasional. Tenaga pengajar pada waktu pertama kali berdiri adalah para sarjana dan sarjana muda yang ada di daerah Kalimantan Barat. Universitas Daya Nasional kemudian dinegerikan menjadi Universitas Negeri Pontianak ( UNEP ) berdasarkan SK Menteri PTIP Nomor 53 tahun 1963, tanggal 16 Mei 1963.
Sesuai dengan perkembangan politik dan kenegaraan pada tahun 1965, UNEP berganti nama menjadi Universitas Dwikora pada tanggal 14 September 1965. Selanjutnya, dengan surat keputusan Presiden RI Nomor 171 tahun 1961 terhitung tanggal 15 Agustus 1967, ditetapkan kembali perubahan nama dari Universitas Dwikora menjadi Universitas Tanjungpura ( UNTAN ) yang akhirnya bertahan hingga sekarang . Hingga saat ini, UNTAN memiliki 8 Fakultas dengan jenjang pendidikan hingga Strata Dua ( S2 ).
Masjid Al- Muhtadin merupakah Salah satu masjid kampus yang ada di kota pontianak yang berada di lingkungan Universitas Tanjungpura dimana disekitar masjid tersebut terdapat pemukiman para dosen yang mengajar di universitas Tanjungpura. akan tetapi di pemukiman komplek universitas tidak semua dosen beragama islam sebagian ada yang beragama katolik ataupun kristen protestan. Masjid Al-Muhtadin didirikan dilingkungan tersebut sangat besar pengaruhnya bagi masyarakat kampus yang berada di sekitarnya terutama pengaruh bagi mahasiwa islam yang kuliah di Universitas Tanjungpura, terutama bagi mahasiswa yang aktif mengikuti kegitan kajian di fakultasnya masing-masing, pastinya mereka akan terbantu sekali mendapatkan pengetahuan agama yang telah terprogram dari masjid maupun di luar masjid, karna masjid ini siap menfasilitasi segala kegiatan Mahasiswa Islam terutama Mahasiswa yang aktif di Organisasi BKMI (Badan Kerohanian Mahasiswa Islam Universitas Tanjungpura. Masjid Al-Muhtadin didirikan atas dasar inisiatif rektor dan civitas akademik Universitas Tanjungpura, untuk keperluan mahasiswa akan sebuah rumah ibadah yang berada di sekitar kampus, untuk melaksanakan segala kegiatan ke islaman pada lingkungan kampus, masjid Al-Muhtadin didirikan pada tanggal 24 November 1986 yang diresmikan oleh menteri pendidikan nasioal Bapak Fuad Hasan, masjid Al-Muhtadin berdiri berasal dari dana Yayasan Amal Bakti Pancasila yang pada saat itu dibawah pimpinan Bapak Soeharto Presiden RI, kendala yang di hadapi untuk mendirikan Masjid adalah awalnya dana pendirian masjid rencananya akan di sumbangkan donatur dari kuwait yang ingin menghibahkan dananya untuk pendirian Masjid Al-Muhtadin tersebut, karena janji yang diberikan Oleh pengusaha kuwait Teresebut seberapa besar apapun pendiriannya pengusaha tersbut siap untuk mejadi donatur. Karena kesanggupan orng tersaebut untuk pembiayaan masjid maka pada saat itu masjid Al-muhtadin di gambar oleh pak nasrullah semegah mungkin untuk menampung kurang lebih 3000 mahasiswa pada saat itu, akan tetapi karena kuwait terjadi inflasi di pemerintahannya dana tersebut tidak jadi cair dan tidak jadi untuk membantu pendirian masjid Al-Muhtadin, tetapi karena kebijakan para pendiri dan pada saat itu oleh pak hadari sebagai pendiri sekaligus sebagai Rektor di Tanjung pura Maka masjid Al-Muhtadin tetap didirikan meskipun pada saat itu tidak semegah masjid Al-Muhtadin pada saat ini, pada awalnya penamaan masjid Muhtadin Bukanlah Al-muhtadin sebelum pendirian awalnya masjid ini di sepakati dengan masjid Umar bin khatab tetapi dengan pertimbangan dan dengan melakukan sholat istighorah yang dilakukan imam Tetap Syaikh Abdul Rani Mahmud Al-Yamani akhirnya masjid kampus Universitas Tanjungpura yang sekarang diberi nama masjid Al-Muhtadin, Masjid Al-Muhtadin Universitas Tanjungpura berdiri di bawah badan pendiri yang diantaranya adalah : Ketua Bapak Hadari Nawawi ( Saat itu Menjabat Sebagai Rektor Universitas Tanjungpura) Wakil ketua Bapak Karoni Abdullah Anggota Syamsudin Jamat, Mahmud Adil, setelah terbentuk badan pengurus, badan pengurus sendiri membentuk yayasan untuk mengkordinir kinerja untuk pembagunan masjid serta untuk pengelolaan masjid apabila nantinya masjid sudah berdiri badan pendiri menunjuk pada saat itu sampai sekarang untuk ketua yayasan di tujuk sebagai ketua adalah Bapak Uray Husna, Wakil ketua I Bapak Abdul Hamid, Wakil Ketua II Ibu Sukmasyam, Sekretaris Umum Azwar Arsyad (Alm), Sekretaris 2 M.Chiar, Bendahara Nasrullah, sampai saat sekaran.
Post a Comment